Tentang Kami

Mewujudkan Mimpi Industri Tempe Berkelanjutan Ala Benny Santoso, Sang Tempeman dari Bali


Di pulau Dewata, Bali, terdapat seorang pemuda inspiratif yang telah mengubah pandangan

masyarakat tentang tempe. Dialah Benny Santoso, atau yang akrab disapa “Tempeman”. Dalam

delapan tahun terakhir, Benny tidak hanya menekuni bisnis pangan, tetapi juga berkontribusi pada

berbagai isu penting di masyarakat dengan pendekatan berkelanjutan. Senjata utamanya

sederhana: tempe. Namun dari bahan sederhana inilah, Benny mampu menciptakan inovasi yang

memadukan cita rasa, kreativitas, dan keberlanjutan.

 

Benny Santoso lahir pada 2 Oktober 1995. Sejak muda, ia menunjukkan ketertarikan pada dunia

kuliner. Saat menempuh pendidikan di jurusan tata boga, ia mulai bereksperimen membuat tempe

dengan sentuhan kreatif. Pada tugas akhirnya, Benny mencampurkan kedelai lokal dengan keju

parmigiano-reggiano dari Italia. Perpaduan ini menghasilkan rasa harmonis yang membuktikan

bahwa tempe memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan, bahkan melampaui batasan bahan

tradisional.

 

Setelah lulus, seperti banyak pemuda lainnya, Benny sempat bingung menentukan arah karier. Ia

mencoba berbagai pekerjaan, namun hatinya tetap tertarik pada dunia kuliner. Pada usia 22 tahun,

ia memutuskan untuk menekuni bisnis tempe. Ia mendirikan “IniTempe Bali”, yang kemudian

diubah menjadi “Tempeman” sesuai nama panggilannya. Dari sinilah Benny mulai menuangkan

kreativitas dan imajinasinya tanpa batas.

 

Tempeman menawarkan berbagai produk olahan tempe yang unik dan inovatif. Mulai dari kue

kering berbahan tempe, cokelat tempe, hingga gelato tempe yang berkolaborasi dengan Gelato

Secret, kedai gelato artisan di Bali. Meski terdengar nyeleneh bagi sebagian orang, Benny

menekankan bahwa setiap produk dikembangkan dengan dedikasi dan kesungguhan. Tujuannya

bukan sekadar menarik perhatian, melainkan menghadirkan makanan yang lezat, sehat, dan ramah

lingkungan.

 

Selain itu, Benny juga mengeksplorasi bahan baku tempe alternatif, seperti kacang hijau, kacang

koro, kedelai hitam, hingga biji nangka. Dengan pendekatan ini, ia ingin membuktikan bahwa

tempe bisa beradaptasi dengan berbagai sumber daya alam, serta berpotensi mendukung ketahanan

pangan nasional.

 

Kesuksesan Benny tidak lepas dari kerja sama dengan petani lokal. Ia memastikan bahan baku

tempe berkualitas tinggi, sekaligus mendorong praktik pertanian berkelanjutan. Melalui sinergi

ini, ia tidak hanya memperkuat rantai pasok tempe, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.

Benny percaya bahwa keberhasilan bisnisnya harus sejalan dengan kontribusi nyata bagi

masyarakat.

 

Selain petani, Benny juga bekerja sama dengan pelaku industri restoran, hotel, dan kedai artisan

di Bali. Produk tempe inovatifnya diperkenalkan secara luas kepada masyarakat, sehingga tempe

bukan lagi sekadar makanan tradisional, melainkan simbol kreativitas dan kebanggaan budaya

Indonesia.

 

Bagi Benny, tempe bukan hanya soal bahan, tetapi juga proses fermentasi. Dengan jamur Rhizopus

Oligosporus dan Rhizopus Orizae, kacang-kacangan diikat menjadi tempe dengan tekstur khas. Ia

mengajarkan bahwa metode fermentasi asli Indonesia dapat diadaptasi di berbagai daerah dengan

bahan lokal, misalnya garbanzo beans di Meksiko atau kacang tanah dicampur daun kelor di

Sulawesi Tenggara.

 

Benny juga mengeksplorasi pembungkus tempe alternatif, tidak hanya daun pisang. Daun kunyit,

daun pandan, hingga sisa kulit jagung pun bisa digunakan, menjaga keberlanjutan dan fleksibilitas

produksi. Pendekatan ini sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan, mengurangi

ketergantungan pada kedelai impor, dan mendorong inovasi lokal.

 

Benny memiliki visi besar: membawa tempe ke panggung global. Ia ingin tempe dikenal bukan

hanya sebagai makanan lokal, tetapi juga simbol keberlanjutan dan kreativitas kuliner Indonesia.

Melalui inovasi produk, kolaborasi strategis, dan edukasi masyarakat, Benny berusaha

memperkenalkan tempe ke mancanegara.

 

Ia membandingkan tempe dengan keju: sama seperti Prancis memiliki ratusan jenis keju, Benny

membayangkan Indonesia mampu menciptakan ribuan jenis tempe baru. Dengan kreativitas,

sumber daya lokal, dan dedikasi, cita-cita ini bisa diwujudkan, membuka peluang ekonomi

sekaligus memperkuat identitas budaya bangsa.

 

Lebih dari sekadar bisnis, Tempeman juga membawa dampak sosial dan lingkungan. Benny

mengajarkan pentingnya konsumsi pangan berkelanjutan, mengurangi limbah, dan memanfaatkan

bahan lokal. Produk inovatifnya mencerminkan tanggung jawab sosial, sekaligus memperluas

wawasan masyarakat tentang pangan sehat dan ramah lingkungan.

 

Benny juga membuktikan bahwa inovasi dalam bisnis tradisional bisa menjadi motor perubahan.

Dengan mengangkat nilai lokal, memberdayakan petani, dan memanfaatkan kreativitas, ia

menciptakan ekosistem yang menguntungkan banyak pihak: konsumen, produsen, dan masyarakat

luas.

 

Kisah Benny Santoso adalah contoh nyata bagaimana kreativitas, dedikasi, dan keberanian

mengambil risiko dapat menghasilkan dampak besar. Dari seorang pemuda yang bereksperimen

di dapur kuliahnya, ia menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang, baik di bidang kuliner

maupun kewirausahaan berkelanjutan.

 

Perjalanan Benny menunjukkan bahwa tantangan bukan penghalang, melainkan peluang untuk

berinovasi. Dengan fokus pada kualitas, kolaborasi, dan keberlanjutan, Benny berhasil

membuktikan bahwa tempe bisa menjadi simbol inovasi, budaya, dan ketahanan pangan Indonesia.

Ia mengajarkan kita semua untuk bermimpi besar dan berani mewujudkannya, langkah demi

langkah.

 

Benny Santoso, sang Tempeman, mengubah tempe dari makanan tradisional menjadi produk

inovatif dan simbol kebanggaan nasional. Dengan kreativitas, dedikasi, dan visi global, ia

membawa tempe ke level yang lebih tinggi, mendukung ketahanan pangan, memberdayakan petani

lokal, dan memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia. Kisahnya menginspirasi generasi muda

untuk berani berinovasi, menghargai budaya lokal, dan berkontribusi bagi masyarakat serta

lingkungan.

 

Benny membuktikan bahwa dengan tekad dan inovasi, bahkan bahan sederhana seperti tempe bisa

menjadi media perubahan besar. Dari Bali untuk dunia, Tempeman mengilhami kita semua untuk

melihat potensi dalam setiap hal yang tampak biasa, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang luar

biasa. Anugerah Pewarta Astra

Tags :